Apapun Akan Saya Bagi

mengecek kondisi server berdasarkan log file

1. Proxy Server
Proxy server sudah menjadi hal yang popular di kalangan para pengguna
internet saat ini, berkaitan dengan kemampuannya untuk menghemat
bandwith, meningkatkan keamanan, dan menambah kecepatan web-surfing.
Dalam jaringan yang menerapkan sistem proxy, hubungan komunikasi ke
internet dilakukan melalui sistem pendelegasian. Komputer-komputer yang
dapat dikenali oleh internet bertindak sebagai wakil.
2. Proxy Server Squid
Proxy server yang cukup popular saat ini adalah squid, karena selain gratis
juga mendukung ICP. ICP digunakan untuk pertukaran data tentang suatu URL
dengan cache-cache lainnya. Secara sederhana, squid dapat dikatakan sebagai
software yang diaplikasikan untuk membuat http atau ftp cache. Cara kerja
squid dapat dianalogikan seperti browser (IE/Opera/Netscape) yang
menyimpan data suatu site di hardisk sehingga untuk menampilkan site yang
sama tinggal mengambil data di cachenya.
Squid dapat dikonfigurasikan sebagai :
Mode httpd-accelerator untuk meningkatkan performansi web server kita.
Proxy caching-server agar seluruh user dalam jaringan kita dapat
menggunakan squid untuk mengakses internet.
Pada konfigurasi pertama, squid server berlaku seperti reverse proxy-cache,
squid akan menerima permintaan client, memberikan data di cachenya, jika
tidak ada akan mengambil langsung dari server aslinya (reverse proxy).
Sebagai proxy cache server, kita dapat mengontrol secara keseluruhan kinerja
jaringan kita dan memberlakukan beberapa aturan dalam memberkian data
yang dapat dilihat, diakses atau didownload. Kita juga dapat mengontrol
penggunaan bandwith, waktu koneksi dan sebagainya. Sebuah proxy cache
dapat dikonfigurasikan sebagai Squid dapat menghemat bandwith dapat
diterangkan sebagai berikut :
Misal suatu host memin ta www.detik.com, maka squid akan mengambil dan
meletakkannya di hardisk server untuk selanjutnya diambil oleh host yang
bersangkutan. Bila ada host lain yang meminta data yang sama, server tidak
perlu lagi mendownloadnya dari www.detik.com, tapi cukup memberikan data
yang ada di cachenya sehingga akan lebih cepat dan menghemat bandwith.
Selain itu, squid dapat melakukan filtering, yaitu squid dapat memblok
permintaan cliet terhadap URL-URL tertentu, sehingga pengelola jaringan
dapatlebih santai tanpa khawatir adanya penyalahgunaan yang tidak
dikehendaki. Dalam squid dikenal istilah parent dan sibling. Parent akan
mengambil langsung ke web site yang diminta, sedangkan sibling akan
mencarinya dulu ke parent. Bila tidak ada, maka sibling mencarinya langsung
ke web site yang bersangkutan.
Sebuah proxy cache dapat dikonfigurasikan untuk berjalan standalone server
atau sebagai hierarki cache dengan dengan proxy-proxy lainnya, yang akan
kita bahas lebih lanjut berikut ini.
Standalone server, tanpa parent dan sibling
Ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana yang biasa dipakai oleh ISP
(Internet Service Provider) dan warung internet dimana squid server local akan
langsung mencari ke web server www.detik.com untuk memenuhi permintaan
client bila data tidak terdapat di cache.
Sibling tanpa parent
Biasanya konfigurasi ini dipakai untuk jaringan yang tidak terlalu besar.
Permintaan oleh klien pada suatu URL akan diterima lokal yang akan
mencarinya ke sibling , bila tidak ada, lokal akan langsung mencarinya
langsung ke webserver yang bersangkutan.
Parent dan sibling
Biasanya konfigurasi ini diterapkan untuk jaringan yang besar. Efisiensi
jaringan ini cukup baik, karena yang bekerja untuk mendapatkan halaman web
keluar jaringan hanyalah parent sisanya sibling dan para client tidak dapat
memperolehnya secara langsung (dengan firewall). Klien yang meminta
halaman web www.detik.com akan diterima squid server lokal yang kemudian
akan memeriksa cachenya, bila tidak ada dia akan mencari ke sibling, bila ada
sibling akan memberikannya ke lokal, namun bila tidak ada lokal akan meminta
ke parent. Sebagai parent ia harus melayani permintaan ini. Walaupun ia tidak
memiliki halaman yang diminta, ia harus memenuhinya dengan mengambil
langsungke www.detik.com. Setelah itu permintaan dikembalikan ke lokal dan
akhirnya ke klien.
3. Hierarki Squid
Server proxy dapat dihubungkan dengan server-server proxy lain dan
membentuk hierarki seperti pada sebuah organisasi. Jika server proxy
bergabung dalam sebuah hierarki, sebuah server proxy bisa memilih untuk
mengambil dokumen yang diinginkan dari server proxy lain dalam hierarki atau
mengambil dari server asal. Hierarki ini terdiri dari cache pada tingkat nasional,
regional, dan organisasi. Dalam prototipe ini cache pada tingkat nasional
melayani permintaan akses untuk domain negara tersebut. Misalnya terdapat
permintaan dokumen dari URL http:/ /www.republika.co.id yang berada di
bawah domain id (Indonesia), maka dokumen tersebut diminta dari cache
tingkat nasional di Indonesia.
4. Instalasi Squid
Untuk mendapatkan source squid terbaru dapat download di
ftp://squid.nalr.fr/squid/ atau homepage squid http://www.squid-cache.org/.
Dalam modul ini kita akan melakukan instalasi secara manual yaitu squid-
2.3.STABLE2-src.tar.gz. Sebelum instalasi pastikan source ini sudah ada (misal di
direktori /usr/local).
1. Masuklah ke direktori /usr/local/ dan ekstark source dengan perintah:
# cd /usr/local
# tar zxvf squid-2.3.STABLE2-src.tar.gz
2. Squid proxy-server tidak dapat berjalan sebagai sebagai super user root, oleh
karena itu kita harus membuat account khusus tanpa shell untuk menjalankan
Squid Proxy Server :
# useradd d /cache/ -r s /dev/null 2>&1
# mkdir /cache/
# chown R squid.squid /cache/
Perintah pertama akan menambahkan user squid ke file /etc/passwd, lalu
membuat direktori /cache (jika belum ada) kemudian mengubah kepemilikan
direktori /cache ke user squid .
3. Setelah proses ekstarksi akan terbentuk direktori squid-2.3.STABLE2-src,
masuk ke direktori tersebut dan lakukan konfigure otomatis yang akan
memberikan output berupa file Makefile.
# ./configure --prefix=/usr/local/squid
4. Selanjutnya lakukan kompilasi dan install sbb:
# make
# make install
Hasil instalasi bisa dilihat di direktori /usr/ local/squid. Di dalamnya terdapat
direktori /bin, /logs dan /etc.
5. Konfigurasi Squid
Setelah proses instalasi selesai, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi
squid. File konfigurasi ini biasanya terletak pada direktori /usr/ local/squid/etc.
Squid biasanya sudah menyediakan file konfigurasi default yaitu
squid.conf.default, yang berisi parameter-parameter squid secara lengkap, berikut
deskripsi serta contoh penggunaannya.
5.1. Konfigurasi file Squid.conf
Dalam direktori /usr/local/squid/bin akan terdapat file-file sbb:
squid program utama
dnsserver server untuk melayani request pemetaan
ip <-> nama tiap child proses squid
cachemgr program tambahan untuk memantau server secara
otomatis
runchace script untuk memulai squid
Sedangkan dalam direktori /usr/local/squid/etc akan terdapat file-file konfigurasi
sbb :
squid.conf.default file konfigurasi squid default
mime.conf.default file konfigurasi mime default
Sedangkan file-file log akan terdapat pada direktori /usr/local/squid/logs, yaitu :
access.log mencatat log aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh klien.
cache.log mencatat log yang dicatat oleh cache server.
store.log mencatat setiap log yang berhubungan dengan database.
5.2. Konfigurasi Mode Httpd-Accelerator
Berikut kita akan membahas bagian-bagian yang perlu diedit pada file squid.conf :
http_port 80
Option ini menyatakan nomor port yang akan digunakan Squid untuk permintaan
HTTP client. Jika diset 80, client akan seolah-olah terkoneksi dengan Webserver
Apache.
icp_port 0
Option ini menentukan nomor port tempat Squid mengirim dan menerima
permintaan ICP dari cache lainnya. Untuk mendisable kita set 0, karena kita
mengkonfigurasi Squid sebagai mode accelerator Web Server. ICP diperlukan
hanya pada multilevel cache dengan multilevel siblings dan parent.
acl QUERY urlpath_regex cgi-bin \? and no_cache deny QUERY
Option ini menyatakan objek yang tidak pernah dicached.
cache_mem 16 MB
Option ini menyatakan jumlah memori (RAM) yang digunakan untuk caching.
Squid menggunakan memori lebih besar dari nilai yang tertera. Sebaiknya jumlah
ini sepertiga dari memori total.
cache_dir ufs /cache 200 16 256
Option cache_dir menyatakan jenis sistem storage yang digunakan (ufs).
Space disk sebesar 200 MB, jumlah subdirektori tingkat pertama dalam direktori
cache adalah 16 dan jumlah subdirektori tingkat kedua yang dibuat dalam
direktori cache tingkat pertama adalah 256. Dalam mode accelerator hal ini
berkaitan dengan besar dan jumlah file yang ingin di tampilkan pada webserver
Apache.
emulate_httpd_log on
Jika option ini dibuat ON , Squid akan membuat format file log yang sama
dengan Webserver Apache. Hal ini berguna terutama jika kita ingin menggunakan
program seperti Webalizer.
redirect_rewrites_host_header off
Jika diset OFF , Squid tidak akan menulis ulang suatu host.
replacement_policy GDSF
Option replacement_policy menyatakan objek dalam cache yang akan dihapus
Squid saat proxy membutuhkan ruang disk yang lebih banyak.
acl all src 0.0.0.0/0.0.0.0 and http_access allow all
Options acl and http_access mengatur batasan akses terhadap Proxy server
Squid. Pada contoh di atas, kita berarti mengijinkan setiap orang terkoneksi lewat
proxy.
cache_mgr admin
Option cache_mgr menyatakan alamat e-mail administrator yang bertanggungjawab
pada server.
cache_effective_user squid and cache_effective_group squid
Options ini menyatakan UID/GID dimana cache berjalan.
httpd_accel_host 167.205.206.100 and httpd_accel_port 80
Dari option ini, Squid akan mengetahui nomor port HTTP server yang sebenarnya
dan IP address yang digunakan. Pada contoh di atas IP address webserver adalah
167.205.206.100 pada port 80.
log_icp_queries off
Jika kita tidak menggunakan ICP sebaiknya option ini diset OFF .
cachemgr_passwd my-secret-pass all
Option cachemgr_passwd menyatakan password yang diperlukan untuk
mengakses utilitas program cachemgr.cgi . Isilah dengan
password yang diinginkan. Keyword < all> akan membuat password yang sama
untuk semua
buffered_logs on
Option buffered_logs yang diset ON dapat menambah kecepatan penulisan
beberapa file log.
5.3. Konfigurasi Mode Proxy-Caching Mode
Pada proxy-caching server, semua user dalam network kita menggunakan Squid
untuk mengakses Internet. Tentu saja kita dapat menerapkan beberapa aturan
dan menghemat bandwith. Konfigurasi Squid sebagai proxy-caching mode tidak
jauh berbeda dengan mode sebelumnya, hanya mungkin ada beberapa option
yang diubah atau ditambahkan. Perbedaan utama dengan mode sebelumnya
adalah adanya access control list (ACL). ACL berguna untuk merestriksi akses
berdasarkan IP address asal (src), IP address tujuan (dst), domain asal, domain
tujuan, berdasarkan waktu akses, dsb. Konfigurasi ACL yang umum digunakan
adalah sebagai berikut :
Akses berdasarkan IP address asal
acl [alamat] src a.b.c.d/e.f.g.h
Akses berdasarkan IP address tujuan
acl [alamat] dst a.b.c.d/e.f.g.h
Akses berdasarkan domain asal
acl [alamat] srcdomain [nama.domain]
Akses berdasarkan domain tujuan
acl [alamat] dstdomain [nama.domain]
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh isi file konfigurasi proxy-cache server
berikut ini :
# pico squid.conf
icp_port 0
acl QUERY urlpath_regex cgi-bin \?
no_cache deny QUERY
cache_mem 16 MB
cache_dir ufs /cache 200 16 256
redirect_rewrites_host_header off
replacement_policy GDSF
Misalkan kita ingin agar proxy server Squid hanya membolehkan akses untuk
client dalam jaringan kita dan proxy server itu sendiri dengan menggunakan portport
tertentu yaitu 80 (http), 21 (ftp), 23 (telnet) 25 (smtp), dan 443 (https).
Selain itu, proxy Squid akan meolak setiap IP address asal dan semua port yang
mencoba terkoneksi.Bila jaringan kita menggunakan IP Private kelas C
192.168.1.0 kita dapat membuat konfigurasi sbb :
acl localnet src 192.168.1.0/255.255.255.0
acl localhost src 127.0.0.1/255.255.255.255
acl Safe_ports port 80 443 210 119 70 21 1025-65535
acl CONNECT method CONNECT
acl all src 0.0.0.0/0.0.0.0
http_access allow localnet
http_access allow localhost
http_access deny !Safe_ports
http_access deny CONNECT
http_access deny all
cache_mgr admin@nama.domain
cache_effective_user squid
cache_effective_group squid
log_icp_queries off
cachemgr_passwd my-secret-pass all
buffered_logs on
Sedangkan option-option yang lain sama seperti yang sudah dijelaskan untuk
mode sebelumnya.
6. Menjalankan Squid
Setelah membuat konfigurasi Squid lewat file squid.conf, selanjutnya kita harus
menstart squid agar server itu dapat berjalan dengan baik. Proses squid
sebaiknya dijalankan oleh user squid dan bukan oleh root demi keamanan.
To run Squid server in httpd-accelerator mode, the following files are
required and must
be created or copied to the appropriate directories on your server.
Copy the squid.conf file in the /etc/squid/ directory.
Copy the squid script file in the /etc/ rc.d/ init.d/ directory.
Copy the squid file in the /etc/ logrotate.d/ directory.
To run Squid server in proxy-caching mode, the following files are required
and must be
created or copied to the appropriate directories on your server.
Copy the squid.conf file in the /etc/squid/ directory.
Copy the squid script file in the /etc/ rc.d/ init.d/ directory.
Copy the squid file in the /etc/ logrotate.d/ directory.
Create the squid script file (touch /etc/rc.d/init.d/squid) and add:
#!/bin/bash
# squid This shell script takes care of starting and stopping
# Squid Internet Object Cache
#
# chkconfig: - 90 25
# description: Squid - Internet Object Cache. Internet object caching is \
# a way to store requested Internet objects (i.e., data available \
# via the HTTP, FTP, and gopher protocols) on a system closer to the \
# requesting site than to the source. Web browsers can then use the \
# local Squid cache as a proxy HTTP server, reducing access time as \
# well as bandwidth consumption.
# pidfile: /var/run/squid.pid
# config: /etc/squid/squid.conf
Untuk menjalankan squid Pertama-tama kita harus membuat user squid yang
akan menjalankan proses Squid proxy server. Loginlah sebagai user squid dan
lakukan perintah berikut ini :
# squid z
Perintah ini akan membuat direktori cache sebanyak dan sedalam yang telah
dideklarasikan pada file squid.conf. Lalu jalankan program squid :
# /usr/loacl/squid/bin/squid sY &
Perhatikan pesan yang muncul pada console, dan perhatikan juga file
/usr/local/squid/ log/cache.log barangkali terjadi suatu kegagalan atau error.
Agar saat sistem direboot program Squid akan langsung berjalan secara
otomatis, tambahkan baris berikut ini pada file /etc/rc.d/rc.local/ :
# pico /etc/rc.d/rc.local
Tambahlah baris-baris berikut ini :
/usr/local/squid/bin/squid sY &

1. Samba
Samba adalah server yang sangat powerful yang dapat membuat sistem
berbasis Unix (seperti Linux) untuk melakukan sharing resource dengan sistem
berbasis Windows. Hal ini tentu sangat berguna pada sebuah LAN yang terdiri
atas beberapa workstation dengan flatform sistem operasi Linux dan Windows
sehingga dapat lebih efisien dengan adanya pembagian resource, seperti file
dan printer, untuk dapat digunakan secara bersama-sama. Samba merupakan
sebuah software aplikasi buatan Andrew Tridgel dari ANU (Australian National
University) dengan mengimplementasikan protokol SMB (Server Message
Block) pada sistem operasi Unix. Protokol ini kadang-kadang dapat berlaku
sebagai protokol CIFS (Common Internet File Sistem), LanManager, NetBIOS.
Protokol SMB ini dapat membuat sebuah komputer dengan sistem operasi Unix
menjadi file atau print server menjadi file atau print server atau seperti klien
ftp untuk mengakses share SMB baik di Samba server atau di sever lain yang
kompatibel seperti Windows NT, mendukung nameserving dan browsing
NetBIOS, dan lain-lain.
2. Mekanisme SMB
2.1. Username dan Password
Untuk memahami hubungan antara Linux/Samba/Windows, kita harus
mempelajari sistem file, printer, dan user pada kedua operating sistem.
Beberapa manajemen pengaturan username dan password :
Linux Password Authentication Module (PAM) , akan membuat
autentikasi user dengan PDC sehingga kita tetap mempunyai dua user, satu
di lokal dan satu lagi di PDC , tapi user hanya perlu menyimpan password
hanya dalam sistem window.
Samba sebagai PDC, akan menyimpan login dan password pada sistem
Linux.
Membuat solusi sendiri dengan Perl, kita dapat membuat sendiri. Hal
ini dilakukan dengan menggunakan Winperl dan modul-modul Perl yang
memungkinkan pengubahan paa Security Access Manager (SAM), untuk
meng-update daftar password PDC. Script Perl pada sisi Linux dapat
berkomunikasi dengan script WinPerl untuk menjaga sinkrionisasi account.
2.2. Encrypted Password
Sejak Windows NT 4, Windows 98, dan Windows 95 OSR2, Windows
menggunakan password terenkripsi saat berkomunikasi menggunakan PDC
dan setiap server yang memerlukan autentikasi (termasuk Linux dan Samba).
Alogoritma enkripsi Windows berbeda dengan UNIX, sehingga tidak
kompatibel. Untuk menangani hal itu, kita dapat melakukan pilihan-pilihan
sebagai berikut :
Mengedit Registry pada klien Windows untuk mendisable penggunaan
password terenkripsi. Bagian registry yang harus diubah terdapat pada
direktori docs paket Samba.
Mengkonfigurasi Samba agar menngunakan password terenkripsi
Windows.
Pilihan pertama mempunyai kelebihan dengan tidak adanya pola password
yang lebih kompleks. Pada sisi lain, kita harus membuat registry yang tetap
pada semua klien. Untuk pilihan kedua sebaliknya, yakni sedikit lebih
kompleks pada sisi server, tapi kita tidak usah mengubah bagian klien.
2.3. Perbedaan smbd dengan nmbd
Sebenarnya Samba disusun atas dua damon, yatu smbd dan nmbd. Smbd
adalah daemon yang secara nyata menangani servis sharing file sistem dan
printer untuk klien. Pada saat sebuah klien melakukan autentikasi, smbd
akan membuatkan duplikat dirinya, bagian asli akan kembali ke port 139
untuk mendengarkan permintaan baru dan bagian duplikat menangani
koneksi terhadap klien. Dulikat ini juga mengubah ID user efektifnya dari
root ke user yang terautentikasi. Misalnya , kalau user smkti melakukan
autentikasi dengan smbd, duplikat baru akan berjalan dengan permisi
smkti , dan bukannya permisi root ). Duplikat ini akan berada di memory
selama masih terkoneksi dengan klien.
Daemon nmbd bertanggung-jawab untuk menangani permintaan server
name NetBIOS. Ia akan mendengarkan port 137, tidak seperti smbd, nmbd
tidak membuat contoh dirinya untuk menangani setiap pertanyaan. Kedua
daemon itu harus dijalankan agar Samba bekerja dengan baik.
3. Instalasi Paket Samba Server
Paket Samba release terbaru bisa dilihat di homepage Samba :
http://us1.samba.org/samba/samba.html atau melalui FTP site: 63.238.153.11.
Bila tersedia, paket juga bisa diambil melalui ftp site-ftp site terdekat. Pada
modul ini, kita akan coba untuk menginstall paket : samba-2.0.7.tar.gz.
Pastikan file source ini sudah didownload dan diletakkan di direktori
/usr/local/src (atau direktori lainnya).
3.1. Instalasi Dalam Bentuk Tarball
Instalasi dalam bentuk tarball adalah instalasi dengan source dalam bentuk file
berekstensi tar.gz. Instalasi ini hanya bisa dilakukan dengan account root. Berikut
adalah langkah-langkah instalasinya :
Masukkan ke direktori tempat diletakkannya source Samba :
# cd /usr/local/src
Kemudian ekstrak file tersebut dengan perintah :
# tar zxvf samba-2.0.7.tar.gz
Setelah diekstark akan terbentuk direktori samba-2.0.7, masuklah ke direktori
tersebut, dan di sana akan terdapat direktori source, docs , dan sebagainya : l
# cd samba-2.0.7
Lalu masuklah ke direktori source dan jalankan script configure yang ada di sana.
Dalam konfigurasi ini, kita dapat menambahkan beberapa option, misalnya kita
akan menambahkan option sebagai berikut :
Option Deskripsi
--with-pam Agar Samba dapat menggunakan Password Authentication
Module (PAM).
--with-mmap Agar mendukung MMAP untuk meningkatkan
performansi Samba.
# ./configure -with-smbmount -with-pam --with-mmap
Kemudian install Samba dengan mengetikkan perintah make lalu make install:
# make all
# make install
Samba akan terinstall di direktori /usr/ local/samba. Setelah perintah instalasi di
atas dieksekusi, akan terbentuk direktori bin yang berisi sejumlah file binary yang
berfungsi seperti untuk mengontrol Samba server seperti smbd, nmbd, dan
smbclient, dan lain-lain.
Samba akan terinstall di direktori /usr/local/samba.
# install m 755 script /mksmbpasswd.sh /usr/bin/
Perintah ini akan menginstall script mksmbpasswd.sh pada direktori /usr/bin/ .
Script ini diperlukan untuk mensetup user Samba diijinkan terkoneksi ke server via
file smbpasswd .
Untuk mempelajari Samba secara lebih mendalam, kita dapat membaca
manualnya yang disertakana dalam paket. Manual Samba secara default terletak
di direktori /usr/ local/samba/man. Agar manual Samba bisa dibaca (diakses)
dengan perintah man pada shell Linux, lakukan sebagai berikut :
# cp /usr/local/samba/man/man1/* /usr/man/man1
# cp /usr/local/samba/man/man5/* /usr/man/man5
# cp /usr/local/samba/man/man7/* /usr/man/man7
# cp /usr/local/samba/man/man8/* /usr/man/man8
4. Konfigurasi Samba Server
Dalam membuat konfigurasi Samba server ini sangat bergantung pada
kebutuhan dan arsitektur dari jaringan komputer kita. Misalkan Samba server
ini bisa dikonfigurasikan hanya terkoneksi satu klien atau bahkan terkoneksi
dengan 1000 klien. File dokumentasi konfigurasi lengkap Samba server ini
dapat didownload di internet dengan alamat:
http://www.openna.com/books/floppy.tgz. Untuk menjalankan Samba server,
dibutuhkan file-file berikut ini dan harus dibuat atau dikopi pada direktoridirektori
yang cocok pada server kita.
4.1. Konfigurasi file smb.conf
File konfigurasi utama untuk Samba server ini adalah
/usr/ local/samba/ lib/smb.conf , dimana kita dapat menentukan direktori yang
ingin kita akses dari komputer Windows, IP address mana yang diijinkan, dsb.
Pada file ini juga terdapat banyak sekali option (pilihan). Untuk informasi lebih
lanjut tentang berbagai setting dan parameter dapat dilihat di dokumentasi
Samba.
Konfigurasi yang akan kita bahas di bawah adalah file konfigurasi minimal Samba
yang mendukung password terenkripsi. Kita harus terlebih dahulu mengkopikan
file konfigurasi default lalu mengeditnya sesuai dengan yang kita inginkan :
# cd /usr/local/samba/examples
# cp smb.conf.default /usr/local/samba/lib
# cd /usr/local/samba/lib
# mv smb.conf.default smb.conf
# pico smb.conf
workgroup= SMKTI
Isilah dengan workgroup server kita, yang akan tampak saat diminta oleh klien.
Klien dan server harus mempunyai workgroup yang sama.
server string= Samba Server
Option ini akan menampilkan string yang akan ditampilkan pada user dalam
comment box print manager, atau pada koneksi IPC pada bagian net view pada
komputer Windows.
encrypted password= True
Jika option ini diset True , Samba akan menggunakan password terenkripsi
bukan menggunakan password berbentuk teks sederhana saat berhubungan
dengan klien. Password terenkripsi ini tidak akan bisa dideteksi dengan sniffer.
Untuk keamanan sebaiknya option ini diset True .
security= user
Bila option security ini diisi dengan user , klien harus masuk (log-on) dengan
username dan password yang benar, jika tidak, koneksi akan diputus (connection
refused). Hal ini berarti bahwa username dan password yang benar harus terdapat
pada file /etc/password sistem Linux dan file /etc/smbpasswd pada Samba
server, jika tidak koneksi dari klien akan gagal.
smb passwd file= /etc/smbpasswd
Option ini menentukan letak file smbpasswd terenkripsi. File smbpasswd ini
merupakan kopi dari file /etc/passwd sistem Linux yang berisi username dan
password yang valid agar bisa terkoneksi dengan Samba server. Samba server
akan membaca file ini (smbpasswd) saat ada permintaan koneksi.
log file= /var/log/samba/log.%m
Option ini menyatakan letak file log yang dicatat Samba. Dengan ekstensi %m kita
dapat membuat file log yang terpisah untuk masing-masing user atau mesin yang
log-on pada Samba server.
socket options= IPTOS_LOWDELAY TCP_NODELAY
Dengan option ini kita dapat menentukan paramater-parameter konfigurasi Samba
untuk meningkatkan performansi Samba. Secara default, koneksi untuk jaringan
lokal dibuat maksimal, dan meningkatkan performansi Samba server dalam
transfer file.
domain master= Yes
Option ini untuk mengeset Samba server daemon nmbd sebagai domain master
browser untuk group yang telah ditentukan. Option ini biasanya harus diset Yes
hanya dalam satu Samba server untuk keseluruhan Samba server yang lain pada
workgroup dan jaringan yang sama.
local master= Yes
Dengan option di atas, Samba server daemon, nmbd, akan mencoba untuk
menjadi domain master browser pada workgroup yang telah ditentukan.
preferred master= Yes
Option preferred master akan menentukan dan mengontrol jika nmbd dibuat
sebagai master browser untuk workgroup yang bersangkutan.
os level= 65
Dengan mengatur nilai os level, nmbd dapat menjadi master browser lokal untuk
workgroup pada daerah broadcast lokal. Jika terdapat NT server pada jaringan
kita, dan kita ingin agar Samba server Linux menjadi browser lokal untuk
workgroup pada broadcast lokal maka option di atas harus diisi 65. Ingat option
ini hanya untuk satu Linux Samba server.
dns proxy= No
Bila diset yes , Samba server daemon nmbd ketika menjadi sebuah WINS
server dan nama Net BIOS belum teregistrasi, maka ia harus memperlakukan
nama Net BIOS kata demi kata sebagai nama DNS. Jika kita belum pernah
mengkonfigurasikan Samba sebagai WINS Server, kita tidak usah membuat option
ini Yes . Dengan memilih Yes juga akan dapat mengurangi performansi Samba.
name resolve order= lmhosts host bcast
Option ini menyatakan nama servis yang dipakai untuk mengubah hostname ke IP
address. Pilihan di atas akan menyebabkan file lmhosts lokal Samba akan dituju
terlebih dahulu.
bind interfaces only= True
Jika option ini diset True , kita dapat membatasi interface-interface yang
melayani permintaan smb . Sebaiknya option ini diset demikian untuk keamanan.
interfaces= eth0 192.168.1.1
Option di atas berguna untuk menentukan jenis interface yang digunakan Samba
server saat digunakan browsing dan registrasi nama, pada contoh di atas yakni
eth0 dengan IP address 192.168.1.1. Defaultnya, Samba akan mengecek semua
device pada kernel.
hosts deny= ALL
Kita dapat menentukan host-host yang tidak boleh mengakses Samba. Secara
default kita melarang akses dari seluruh host, dan mengijinkan akses untuk hosthost
tertentu yang didefinisikan pada hosts allow di bawah ini.
hosts allow= 192.168.1.4 127.0.0.1
Host-host yang diijinkan untuk mengakses Samba server didefinisikan pada bagian
ini, pada contoh di atas kita mengijinkan host dengan IP 192.168.1.4 dan
localhost 127.0.0.1.
debug level= 1
Di sini kita dapat menentukan level log pada file smb.conf . Sebaiknya debug
level ini tidak lebih dari 2, karena server akan log file yang tidak perlu setelah
melakukan operasi sehingga akan menurunkan performansi.
create mask= 0644
Option create mask akan menset permisi-permisi yang penting yakni bila terjadi
mapping dari DOS ke permisi UNIX. Jika dibuat 0644, semua file yang dibuat atau
dikopi dari WINDOWS ke sistem UNIX akan mempunya permisi 0644 secara
default (untuk lebih jelasnya dibahas pada bagian sistem opersai Linux).
directory mask= 0755
Mirip seperti di atas, hanya ini berlaku untuk semua direktori yang dikopi atau
dibuat dari Windows ke sistem UNIX akan mempunyai permisi default 0755.
level2 oplocks= True
Jika option ini dibuat True , akan meningkatkan keandalan file-file akses yang
tidak umum ditulis seperti file-file aplikasi .EXE.
read raw= no
Ini berguna untuk menentukan apakah Samba server akan mendukung
permintaan raw read SMB saat mentransfer data pada klien. Agar mapping
memory lebih efektif, sebaiknya option ini dibuat no .
write cache size= 262144
Option ini akan membuat Samba meningkatkan keandalan sistem jika terjadi
kemacetan disk subsystem. Nilai option ini dinyatakan dalam byte (262144=256k)
comment= Temporary File Space
Option ini untuk menyatakan komentar yang akan terlihat saat ada permintaan
klien ke server.
path= /tmp
Kita dapat menentukan direktori mana user service ini diberikan akses.
read only= No
Maksud option di atas adalah kita dapat menentukan apakah user hanya dapat
membaca file atau tidak. Jika diisi No user tidak hanya dapat mebaca file saja.
valid user= admin
Option ini berisi daftar user yang diijinkan login. Pada contoh di atas user admin
diijinkan untuk akses.
invalid users= root bin daemon nobody named sys tty disk mem kmem users
Option invalid users berisi daftar yang tidak diijinkan login yang biasanya user
paranoid . Sebenarnya hal ini hanya untuk memastikan setting yang tidak benar
dan dapat membahayakan dari segi keamanan
4.2. Konfigurasi file /etc/Imhosts
File /etc/ lmhosts adalah file untuk memetakan nama Net BIOS Samba ke IP
address. Format file ini mirip /etc/hosts , tapi komponen dari hostname harus
sesuai dengan format penamaan Net BIOS. Pertama-tama kita harus membuat file
/etc/ lmhosts ini.
# touch /etc/lmhosts
Pada file ini, tambahkan host-host klien sbb:
# pico /etc/lmhosts
127.0.0.1 Localhost
192.168.1.1 smkti1
192.168.1.2 smkti2
192.168.1.3 smkti3
Teruskan pengisian file di atas untuk semua hosts yang ada dalam network kita.
4.3. Konfigurasi file /etc/pam.d/samba
File ini berguna untuk menjalankan autentikasi pam (untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagian security). Lakukan perintah berikut ini :
# touch /etc/pam.d/samba
# pico /etc/pam.d/samba
Tambahkan baris-baris berikut ini:
Auth required /lib/security/pam_pwdb.so nullok shadow
Account required /lib/security/pam_pwdb.so
4.4. Konfigurasi file /etc/logrotate.d/samba
File konfigurasi ini akan menampilkan file-file log tiap minggu secara otomatis.
# touch /etc/logrotate.d/samba
Tambahkan baris-baris berikut ini :
/var/log/samba/log.nmb {
notifempty
missingok
prostrotate
/usr/bin/killall HUP nmbd
endrotate
}
/var/log/samba/log.smb {
notifempty
missingok
postrotate
/usr/bin/killall HUP smbd
endotrate
}
4.5. Membuat password Clien Samba terenkripsi
File /etc/smbpasswd adalah file password Samba yang terenkripsi. File ini berisi
username, UID, password terenkripsi masing-masing user yang dapat mengakses
Samba. Jika seorang user tidak terdaftar dalam file ini, maka ia tidak dapat
melakukan koneksi ke server. Untuk membuat account Samba, user-user samba
harus sudah ada dalam file /etc/passwd Linux. Jika kita ingin menambahkan
user yang dapat mengakses Samba, kita harus menambahkan nama user tersebut
pada file /etc/passwd sistem Linux kita sbb: (Misal kita ingin menambahkan user
smbclient ).
# adduser smbclient
# passwd smbclient
Changing password for user smbclient
New UNIX password:
Retype new UNIX password:
passwd:all authentication tokens updated successfully
Setelah kita manambahkan semua client Samba pada file /etc/passwd , Kita
dapat membuat file /etc/smbpasswd dari file /etc/passwd dari Linux server
(Ingat agar semua user yang akan mengakses samba sudah ada dalam file
/etc/passwd ) dengan perintah sbb:
# cat /etc/passwd | mksmbpasswd.sh > /etc/smbpasswd
Kemudian kita harus membuat account user Samba pada file /etc/smbpasswd
sebelum kita dapat menggunakannya.
# smbpasswd a smbclient
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user smbclient
Password changed for user smbclient.
Kemudian ubahlah setting permisi file smbpasswd ini agar hanya bisa dibaca dan
ditulisi oleh account root :
# chmod 600 /etc/smbpasswd
Untuk memeriksa kesalahan dalam penulisan file smb.conf , lakukan perintah ini :
# testparm
Untuk menjalankan dan menghentikan daemon Samba, nmbd dan smbd secara
otomatis kita dapat menjalankan script file /etc/ rc.d/ init.d/smb . Pastikan bahwa
file ini mempunyai permisi yang hanya bisa dibaca, ditulis, dan dieksekusi oleh
user root .
# chmod 700 /etc/rc.d/init.d/smb
Lalu buat simbolik link rc.d pada Samba dengan perintah :
# chkconfig -add smb
Agar sript Samba secara otomatis menjalankan daemon nmbd dan smbd saat
sistem dihidupkan (atau direboot) lakukan perintah berikut ini :
# chkconfig - level 345 smb on
5. Menjalankan Samba
Sebelum menjalankan Samba kita harus membuat direktori seperti yang sudah
didefinisikan pada file Makefile. Hal ini karena direktori ini tidk secara otomatis
dibuat saat mengeksekusi perintah make install.
# mkdir /usr/local/samba/var
Samba dapat dijalankan dengan dua macam cara. Pertama dijalankan sebagai
daemon dan kedua menjalankannya dari inetd. Samba yang dijalankan sebagai
daemon akan sedikit lebih cepat dalam melayani permintaan client jika
dibandingkan dengan Samba yang dijalankan dari inetd. Biasanya berbagai
distribusi Linux sudah mempunyai script untuk menstart dan menstop servis
Samba. Untuk menjalankan Samba kita harus menjalankan daemon smbd dan
nmbd. Lakukan perintah berikut ini :
# /usr/local/samba/bin/smbd D
# /usr/local/samba/bin/nmbd D
Agar Samba selalu dijalankan setiap kali Linux melakukan booting, kita dapat
menambahkan baris-baris di atas pada file /etc/rc.d/rc.local :
# pico /etc/rc.d/rc.local
/usr/local/samba/bin/smbd D
/usr/local/samba/bin/nmbd -D
Apabila dalam sistem kita tidak mempunyai script untuk menjalankan Samba
secara otomatis, maka kita harus menuliskannya secara manual. Misalkan dengan
cara membuat file /usr/ local/bin/startsmb/ untuk menjalankan dan
menghentikan secara otomatis daemon Samba server.
# pico /usr/local/samba/bin/startsmb
Tambahkan baris-baris berikut ini :
#!/bin/sh
/usr/local/samba/bin/smbd D
/usr/local/samba/bin/nmbd -D
Untuk menjalankan Samba kita tinggal mengeksekusi file startsmb tersebut.
# /usr/local/samba/bin/startsmb
Untuk mematikan Samba, kill proses smbd dengan cara sbb :
# ps ax|grep smbd
Dengan perintah di atas akan tampak proses smbd beserta nomor PID-nya.
# kill -9 [nomor PID smbd]

Mengadministrasi server dalam jaringan merupakan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh administrator jaringan. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan
kesabaran yang tinggi agar di dapat hasil yang baik.
Komputer yang terhubung jaringan local atau luas harus diatur dengan baik
oleh seorang admin,baik dari sisi akses data , pembagian kegunaan atau
pembagian pakai , kemanan dan kenyamanan data untuk di akses , dan masih
banyak lagi yang harus di tata rapi oleh seorang administrator jaringan. Pada
Materi ini kita akan membahas tentang mengidentifikasikan jenjang pengguna
dan aplikasi pada jaringan. Sistem operasi yang akan kita gunakan sebagai
user adalah Linux Red hat 9.0 dan dari sisi client menggunakan linux atau
windows.
Seringkali masing-masing user menyimpan datanya tanpa memperhatikan
kapasitas harddisk komputer tersebut. Tentu saja hal in akan menimbulkan
masalah-masalah yang membuat pusing seorang administrator
Untuk mengatasi agar masing-masing user tidak dapat menyimpan data
melebihi kapasitas yang diizinkan , maka seorang administrator perlu
menerapkan pemberian disk quota pada masing-masing user tersebut. Akan
tetapi mungkin saja ada beberapa user yang ingin diberikan disk quota yang
lebih besar atau bahkan mungkin diberikan disk quota yang tidak terbatas.
Karena itu dengan penerapan disk quota ini dapat diatur pembagian quota
masing-masing user sesuai dengan yang dikehendaki.
Kernel merupakan inti dari sistem operasi Linux. Program-program lainnya
seperti kompiler, editor, window manager dsb adalah paket distribusi yang
disertakan melengkapi sistem Linux. Kernel berisi program yang dimuat saat
boot dan berfungsi sebagai interface antara software dan hardware. Kernel
juga bertugas menangani permintaan membaca atau menulis peralatan disk,
melakukan tugas-tugas network, proses input/output, manajemen memori,
dsb. Kita harus mengkonfigurasikan kernel dan mengkompilenya agar benarbenar
efisien dan sesuai dengan sistem Linux kita. Pada dasarnya linux adalah
kernel. Program-program lainnya seperti kompiler, editor, window manager
dsb yang disertakan adalah paket distribusi yang melengkapi kernel menjadi
sebuah sistem yang operasi yang lengkap. Informasi mengenai perkembangan
kernel khususnya yang terbaru bisa dilihat di homepage http://www.kernel.org
atau http://www.linuxtoday.org.
Konfigurasi Quota
Sebelum mencoba untuk menggunakan disk quota perlu diingat bahwa quota
harus sudah dikonfigurasi di kernel anda dan sistem anda sudah terinstall
paket quota. Pada Linux Redhat versi 6.2, paket quota bisa diinstall dengan
rpm jika saat instalasi sistem, paket quota tidak dipilih. Setelah itu konfigurasi
ulang kernel anda dan pada bagian quota support ketikkan y :
Quota support (CONFIG_QUOTA) [n] y
Pada Linux redhat 6.2, jika quota sudah diinstall, maka secara otomatis saat
booting sistem akan mengaktifkan quota. Untuk mengecek apakah quota
sudah aktif lakukan perintah berikut :
# /usr/sbin/quotacheck avug
Kemudian hidupkan quota :
# /usr/sbin/quotaon -avug
Setelah itu anda harus menyunting file /etc/ fstab untuk mengaktifkan disk
quota per baris file sistem, dimana anda dapat mengaktifkan quota untuk
masing-masing user atau group atau keduanya untuk semua file sistem yang
ada di Linux. Sebelum quota diaktifkan tampilan file /etc/fstab adalah sbb:
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults 1 1
Untuk mengaktifkan quota user, tambahkan usrquota pada kolom keempat
setelah defaults menjadi :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota 1 1
Cara untuk mengaktifkan quota group hampir sama, yaitu hanya dengan
mengganti options usrquota menjadi grpquota. Sedangkan untuk mengaktifkan
keduanya, dapat dilakukan dengan mengubah options seperti berikut :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota,grpquota 1 1
Kemudian perlu dibuat juga file yang berfungsi menyimpan record quota yaitu
quota.user dan quota.group. Keduanya harus diset owner sebagai root, dan
hanya boleh di read-write oleh root saja. File ini biasa diletakkan di partisi
/home.
# cd /home
# touch quota.user
# touch quota.group
# chmod 600 quota.user
# chmod 600 quota.group
Untuk keterangan lebih lanjut tentang fstab, baca manualnya :
# man fstab
Selanjutnya reboot sistem agar quota dapat berjalan. Jika operasi sudah
berjalan normal anda tidak perlu lagi menjalankan perintah quotacheck dan
quotaon. Anda hanya perlu memastikan bahwa quota benar-benar sudah
diaktifkan. Cara yang mudah untuk melakukan ini ialah dengan menjalankan
perintah quota v. Dari keluaran perintah ini dapat anda lihat satu baris
informasi tentang pemakaian disk dan batas quota saat itu untuk masingmasing
file sistem yang telah diaktifkan quotanya.
Untuk mengalokasikan batas quota digunakan perintah edquota. Perintah
dapat digunakan baik untuk mengatur quota seorang user maupun quota
sebuah group. Apabila perintah edquota digunakan untuk mengatur quota
seorang user maka setelah perintah edquota bisa diikuti dengan flag u atau
bisa juga tidak, baru kemudian diikuti namauser yang akan diatur quotanya.
Jika peintah edquota tidak diikuti flag, maka secara default perintah edquota
tersebut dianggap akan mengatur quota seorang user alias menggunakan flag
u. Karena itu, jika perintah edquota ini akan digunakan untuk mengatur quota
sebuah group, maka setelah perintah ini harus diikuti flag g baru kemudian
diikuti nama group yang akan diatur quotanya. Selain itu perintha edquota ini
juga dapat digunakan untuk mengatur quota dua atau lebih user atau group
sekaligus. Sintaksnya :
# edquota <> dst
dan untuk mengatur dua atau lebih group digunakan :
# edquota -g dst
Ketika perintah edquota diminta, secara otomatis sistem akan menggunakan
fasilitas teks editor vi untuk menyunting batas-batas quota yang dikehendaki.
Penggunaan perintah edquota dapat dilihat pada contoh berikut :
Untuk edit quota user
# edquota u bagus
Quotas for user bagus:
/dev/hda2: blocks in use: 2594, limits (soft = 5000, hard = 6500)
inodes in use: 356, limits (soft = 1000, hard = 1500)
"blocks in use" adalah jumlah total blok (dalam kilobyte) yang telah dipakai
oleh user. "inodes in use" adalah jumlah total file yang dimiliki user dalam
partisi tersebut.
Untuk edit quota group
# edquota g asisten
Quotas for group asisten:
/dev/hda4: blocks in use: 5799, limits (soft = 8000, hard = 10000)
inodes in use: 1454, limits (soft = 3000, hard = 4000)
Seringkali seorang administrator ingin supaya ia dapat mengatur batas quota
pada suatu rentang uid atau user ID, sehingga dia tidak perlu memberikan
batas quota masing-masing user satu demi satu yang tentu saja akan
memakan waktu dan tenaga. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
flag p pada perintah edquota. Hal pertama yang harus dilakukan dalam
penduplikasian batas quota untuk sejumlah user ini adalah menentukan batas
quota yanag akan dijadikan contoh atau prototype pada seorang user saja.
Setelah itu proses duplikasi dapat dilakukan. Jika diasumsikan shell anda
adalah csh dan user ID dimulai pada nomor 500 maka digunakan perintah :
# edquota -p bob `awk -F: '$3 > 499 {print $1}' /etc/passwd`
Jika anda ingin mengeset sendiri grace periode, dapat dilakukan perintah
edquota t. Maka akan ditampilkan :
# edquota -t
Time units may be: days, hours, minutes, or seconds
Grace period before enforcing soft limits for users:
/dev/hda2: block grace period: 0 days, file grace period: 0 days
Jika anda ingin mengeset grace periode menjadi 5 hari maka anda cukup
mengubah angka 0 days menjadi 5 days, disesuaikan dengan block dan
filenya.
Keterangan selengkapnya baca di manual :
# man edquota
Setelah disk quota aktif pada system, tentu saja administrator ingin memeriksa
batas quota dan kapasitas disk quota yang telah digunakan. Untuk melakukan
hal itu, selain dapat menggunakan perintah quota, juga dapat digunakan
perintah repquota. Perintah quota hanya dapat digunakan oleh seorang user
untuk memeriksa quota user dan group, dan pemakaian kapasitas disk yang
dimilikinya. Perintah ini tidak bisa digunkan untuk melihat informasi quota
yang dimiliki user lain atau group lain, jika hanya menggunakan account user
biasa. Hanya superuser atau yang memiliki account root yang dapat melihat
informasi quota y ang dimiliki user lain beserta pemakaiannya. Perintah
repquota dapat digunakan untuk mendapatkan ringkasan dari semua informasi
quota dan pemakaian disk untuk file system yang telah diaktifkan quotanya.
Berbeda dengan perintah edquota, pada perintah repquota ini jika anda tidak
menambahkan flag apapun, secara otomatis yang akan ditampilkan adalah
quota untuk masing-masing user dan quota untuk masing-masing group (jika
keduanya ada). Jadi misalkan ingin melihat alokasi quota tiap user di file
system /home digunakan perintah :
# repquota u /home
misalnya tipe user di file sistem /home ini telah diatur, akan muncul tampilan :
Block limits File limits
User used soft hard grace used soft hard grace
root -- 175419 0 0 14679 0 0
bin -- 18000 0 0 735 0 0
uucp -- 729 0 0 23 0 0
man -- 57 0 0 10 0 0
bagus -- 13046 15360 19200 806 1500 2250
andri -- 2838 5120 6400 377 1000 1500
Penggunaan perintah quota v oleh seorang user dapat dilakukan untuk
melihat batas quota yang dimilkinya di file system tertentu. Sebagai contoh di
bawah ini user adjie akan melihat batas quota yang dimilikinya :
# quota v
Disk quotas for user adjie (uid 501) :
Filesystem blocks quota limit grace files quota limit grace
/home 525* 500 550 5days 17 0 0
/usr 0 500 550 0 0 0
Pada file system /home dari contoh di atas dapat dilihat bahwa user tersebut
telah lewat 25 blok dari batas quota yang diizinkan dan mempunyai sisa
perpanjangan waktu 5 hari lagi. Tanda asterisk (* ) menunjukkan bahwa user
tersebut saat ini telah melewati batas quota yang dimilikinya. File system yang
tidak digunakan sama sekali oleh user biasanya tidak akan ditampilkan dalam
keluaran peintah quota, meskipun user tersebut mempunyai jatah quota pada
file system tersebut. Jadi pada contoh di atas (user adjie selain punya quota di
/home juga ada di /usr). Jika perintah quota digunakan tanpa flag apapun,
maka quota user adjie di /usr tidak akan ditampilkan karena dia sama sekali
belum menggunakan jatah quotanya di file system tersebut. Tapi karena
perintah edquota menggunakan flag v maka semua informasi tentang quota
yang dimilikinya akan ditampilkan.